Ikterus Neonatorum

Definisi

images (2)Ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir. Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit, konjungtiva, dan mukosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Biasanya mulai tampak pada kadar bilirubin serum > 5 mg/dL. Atau disebut dengan hiperbilirubinemia, yang dapat menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. 1,2

Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Pada bayi usia sel darah merah kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini yang menyebabkan kuning pada bayi.

download (2)Etiologi, Faktor Risiko, Klasifikasi

1. Etiologi

Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:

a. Meningkatnya produksi bilirubin:

– Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih pendek.

b. Penurunan ekskresi bilirubin

– Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil transferase, UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) sehingga terjadi penurunan uptake dalam hati dan penurunan konjugasi oleh hati.

– Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.

2. Faktor Resiko

Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:

a. Faktor Maternal

– Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American, Yunani)

– Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)

– Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, ASI.

b. Faktor Perinatal

– Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)

– Infeksi (bakteri, virus, protozoa)

c. Faktor Neonatus

– Prematuritas

– Faktor genetik

– Polisitemia

– Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)

– Rendahnya asupan ASI

– Hipoglikemia

– Hipoalbuminemia

3. Klasifikasi 

Ada 2 macam ikterus neonatorum:

  1. 1.      Ikterus Fisiologis 
  • • Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3
  • • Tidak mempunyai dasar patologis
  • • Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus
  • • Tidak menyebabkan morbiditas pada bayi
  • • Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan menghilang pada hari ke 10
  1. 2.      Ikterus patologik

Ikterus yang cenderung menjadi patologik adalah:

  1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
  2. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
  1. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
  2. Ikterus yang disertai oleh:
    • Berat lahir <2000 gram
    • Masa gestasi 36 minggu
    • Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN)
    • Infeksi
    • Trauma lahir pada kepala
    • Hipoglikemia, hiperkarbia
    • Hiperosmolaritas darah
  3. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)

Ikterus di katakan patologik jika pigmennya, konsentrasinya dalam serum, waktu timbulnya, dan waktu menghilangnya berbeda dari kriteria yang telah disebut pada Ikterus fisiologik. Walaupun kadar bilirubin masih dalam batas-batas fisiologik, tetapi klinis mulai terdapat tanda-tanda Kern Ikterus, maka keadaan ini disebut Ikterus patologik. Ikterus patologik dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:

a. Ikterus Prahepatik

Karena produksi bilirubin yang meningkat yang terjadi pada hemolisis sel darah merah. Peningkatan pembentukan bilirubin dapat disebabkan oleh: Kelainan sel darah merah. Infeksi seperti malaria, sepsis. Toksin yang berasal dari luar tubuh seperti: obat – obatan, maupun yang berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi pada reaksi transfusi dan eritroblastosis fetalis.

b. Ikterus Pascahepatik

Bendungan pada saluran empedu akan menyebabkan peninggian bilirubin konjugasi yang larut dalam air. Akibatnya bilirubin mengalami akan mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasuki peredaran darah, masuk ke ginjal dan di eksresikan oleh ginjal sehingga ditemukan bilirubin dalam urin. Sebaliknya karena ada bendungan pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang sehingga tinja akan berwarna dempul karena tidak mengandung sterkobilin.

c. Ikterus Hepatoseluler

Kerusakan sel hati menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu sehingga bilirubin direk akan meningkat dan juga menyebabkan bendungan di dalam hati sehingga bilirubin darah akan mengadakan regurgitasi ke dalam sel hati yang kemudian menyebabkan peninggian kadar bilirubin konjugasi di dalam aliran darah. Kerusakan sel hati terjadi pada keadaan: hepatitis, sirosis hepatic, tumor, bahan kimia, dll.

One thought on “Ikterus Neonatorum

Leave a comment